Sekali dayung 2 pulau terlampaui. Sepertinya
peribahasa ini cocok untuk seorang Astian Qintara, fresh graduate dari Fakultas
Ekonomi salah satu Universitas ternama di kota Bandung. Sebagai founder dari 2
brand clothing yaitu 30’s dan Bluffels, Astian mencoba memenuhi kebutuhan
lifestyle anak muda masa kini.
A :
Untuk 30’s itu produk unggulannya kaos polos. Karena melihat pangsa pasar anak
kampus suka kaos polos. “Kualitas mall harga kampus”. Kalo Bluffels itu yang
jadi unggulan di desainnya. Kita buat desain yang simple tapi tetap
fashionable. Selain itu, Bluffels juga kerjasama
dengan beberapa orang yang punya hobby fotografi. Kita ambil foto-foto
mereka untuk dijadikan desain kaos Bluffels. Selain usaha, kita juga ingin jadi
fasilitator untuk orang-orang yang hobby fotografi. Tidak hanya foto-foto tapi
bisa jadi sumber penghasilan.
Dihubungi melalui phone chat, sambutannya yang
jenaka mengawali bincang-bincang santai di Minggu malam ini. Berikut adalah
kutipan wawancara saya bersama Astian atau biasa dipanggil Yan.
F : Hi Yan, tertarik nih sama usahamu
yang gayanya anak muda banget dan keren. Gimana sih awalnya bisa muncul 30’s
dan Bluffels?
A :
Mulainya tuh (30’s) sekitar 3,5 tahun yang lalu. Waktu kuliah semester 3. Aku
tuh suka beli pakaian di toko-toko atau distro dan mall. Tapi lama-lama
harga-harga baju mulai naik. Awalnya sih cuma ngobrol-ngobrol sama teman SMP
yang baru ketemu lagi pas kuliah. Dia punya hobby dan style fashion yang sama.
Dimana kita berdua tuh suka pakai baju-baju yang simple tapi gaya. Gara-gara
harga baju sekarang pada mahal, kepikiran deh gimana caranya membuat baju bagus, sesuai keinginan, tapi murah.
Kalo Bluffels mulainya September 2013 yang lalu.
F :
Penasaran nih. Kok namanya 30’s dan Bluffels, apa ada arti tersendiri?
A :
Kalo 30’s sendiri itu dari nama bahan yang kita pakai yaitu combed 30s. Karena
waktu itu masih bingung ngasih nama apa. Tapi kalo bluffels itu diambil dari
kata ‘bluff’ yang artinya ‘gertak
sambal’. Jadi maksudnya tuh jangan asal wacana tapi harus kita coba
lakukan. Karena kuncinya buat usaha itu adalah ‘lets do it’. Kalo Cuma omongan sih sama aja boong. Kalo ‘bluff’
aja kurang enak disebut, makanya ditambahin jadi ‘bluffels’ biar enak dibaca
dan diinget.
F : Nah, untuk produknya, apa aja sih produk
unggulan masing-masing brand ini?
![]() |
Hasil kerjasama Bluffels dan Fotografer Muda |
F :
Untuk 30’s dan Bluffels berarti ditargetkan ke anak muda/kampus ya. Apa sih
strategi yang kamu gunakan?
A :
Strategi yang kita lakukan yaitu dengan direct
marketing. Kita terjun langsung ke pembeli. Kita produksi dan merangkap
jadi sales juga. Kita pun memanfatkan koneksi di tiap-tiap kampus di Bandung.
Selain itu kita juga promosi dan menjual lewat media sosial seperti @bluffels
(instagram) dan www.bluffels.blogspot.com
(blog). Rencana kedepan, kita akan
support band-band (musik) lokal.
![]() |
Tampilan Blog Bluffels |
F :
Gimana kok bisa sampai kepikiran kolaborasi dengan musisi?
A :
Band-band tuh biasanya banyak massa dan kalangannya pun anak muda. Itu cocok
buat target pasar kita yaitu anak muda. Berhubung teman-teman kita juga banyak
berasal dari kalangan anak band, jadi selain bisnis, kita juga bisa support
mereka biar sama-sama berkembang.
F :
Wah idenya emang gokil sih. Dalam menjalankan bisnis ini, apa sih tantangan
terberat kamu? Ceritain donk pengalaman yang sampai sekarang ga bisa dilupain.
A :
Tantangannya lebih ke konflik internal. Kita punya banyak pemikiran dan ide-ide
yang harus kita convert jadi satu. Selain itu, kita dulu masih kuliah dan harus
bisa bagi waktu. Apalagi sekarang udah ada yang kerja (profesional). Makin
susah buat bagi waktu. Tapi intinya tim yang sekarang sih udah bisa saling
melengkapi. Yang gabisa aku lupain itu ketika lagi kumpul terus mendebatkan
ide-ide. Yang satu iya, yang lain tidak. Dan sebaliknya...
F :
Jadi sekarang ini di team kamu ada berapa orang? Apa sudah ada pembagian
tugasnya?
A :
Untuk yang Bluffels itu sekarang teamnya ada 3 orang. Dua founder termasuk
saya. Dan yang satunya lagi baru saja masuk. Kalo buat 30’s timnya hanya berdua
dan dua-duanya adalah founder.
F :
Modal awal untuk mulai usaha ini berapa sih Yan?
A :
Modal awal 30’s sendiri hanya 2 juta
rupiah dan itu hasil patungan sama teman dan masih minta sama orang tua.
Kalo Bluffels modal awalnya 2,5 juta rupiah pakai uang saya dan teman hasil arisan yang kita minta diawal supaya
bisa dipakai untuk modal. Hehehe. Jadi kita cuma nyicil bayar iuran perbulannya 100rb.
Ibaratnya kayak minjem tapi ga pakai bunga. Memanfaatkan situasi yang ada
aja... Dari modal itu, kita puterin sampai sekarang.
F :
Hahaha. Manteb banget tipsnya buat para Readers, bisa juga pikirin cara lain
untuk dapet modal. Ga harus nungguin sampai punya uang sendiri. Lalu, untuk
omzetnya sekarang berapa?
A :
Iya, memang kalo mau usaha gausah pake uang. Tapi modal perlu. Modal koneksi, pengetahuan, dll. Omzet
kami 5 jutaan perbulan. Uangnya kita puterin buat kembangin bisnis ini terus.
F : Kalo produk keduanya yang paling
difavoritkan oleh pembeli yang mana sih dan apa kamu dan tim berencana lebih fokus
ke segmen tersebut?
A : Yang paling banyak diminati itu
sweater, hoodie dan knitwear. Next production sekarang kita lagi proses
knitwear dan jaket.
F : Kamu pilih pakai vendor lokal atau
luar nih untuk bisnis mu? Atau malah sudah produksi sendiri semuanya?
A : Kalau untuk bahan kita masih beli
ke orang, tapi yang pasti lokal. Sedangkan untuk produksi dari jahit sampai
finishing sudah ada sendiri.
![]() |
Astian Qintara, Founder |
F : Kalau boleh berandai-andai,
kira-kira 5-10 tahun lagi 30’s dan Bluffels sudah menjadi seperti apa nih Yan? ;)
A : Inginnya sih sudah terkenal ya ga
cuma di Bandung dan Indonesia, tapi keluar negeri juga. Sekarang Bluffels
sendiri sudah berencana kerjasama dengan brand-brand lokal Malaysia. Tapi masih
dalam progress dan masih belum fix.
F : Mantab. Sebetulnya penasaran sih
dari tadi, dan ingin coba memberi inspirasi buat Readers. Apa sih yang membuat
kamu bersemangat untuk menjadi entrepreneur? Ada ga quotes favorit dalam
hidupmu?
A : Jadi entrepreneur itu sebuah
seni. Dimana kamu bebas melakukan apa saja yang kamu inginkan tapi harus bisa dinikmati
oleh semua orang. Yang dimaksud semua orang itu mulai dari partner, pelanggan,
bawahan dan semua orang yang terkait disekelilingnya. Saya orangnya tidak suka
yang monoton, kalau jadi entrepreneur itu bisa lebih flexible tapi tetep harus
konsisten. Dan bisa banyak ketemu pengalaman baru. Kalau dari duitnya juga
lebih banyak jadi entrepreneur. Hahaha.
F : Hahaha!!! Udah abis nih
pertanyaannya. Klimaks banget. Makasih ya buat founder 30’s sekaligus Bluffels
ini yang uda mau sharing. Lancar terus bisnisnya!
Hi Readers, begitulah
wawancara saya dengan Astian Qintara. Anak muda gaul dari Bandung yang serius
menekuni entrepreneurship dibawah bendera 30’s dan Bluffels. Lihat kan Readers,
untuk menjadi entrepreneur, ga melulu kita harus sedia modal sendiri. Seperti
Astian, yang penting justru modal koneksi, pengetahuan, dll. Modal uang bisa didapat
dari kreatifitas kita sendiri. So, Readers, ayo mantapkan dirimu untuk memulai
bisnis sendiri!
BLUFFELS
instagram dan twitter: @bluffels
blog: bluffels.blogspot.com
BLUFFELS
instagram dan twitter: @bluffels
blog: bluffels.blogspot.com
Comments
Post a Comment